Beranda | Artikel
Menciptakan Keharmonisan dengan Anak
Rabu, 15 Februari 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Menciptakan Keharmonisan dengan Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mendidik Anak Tanpa Amarah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 16 Rajab 1444 H / 7 Februari 2023 M.

Menciptakan Keharmonisan dengan Anak

Kita sebagai orang tua berusaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis menciptakan keharmonisan dengan anak. Sehingga kalau kita berkomunikasi dengan mereka maka bisa berkomunikasi dengan lancar. Ada beberapa usaha yang harus kita lakukan untuk menciptakan keharmonisan itu. Di antaranya adalah:

1. Memahami anak

Kita harus memahami anak, karena anak adalah objek observasi kita. Kita harus mengobservasi anak itu hingga bisa memahaminya dengan lebih baik dan dekat lagi. Karena tidak ada yang mampu memahami anak seperti orang tuanya. Maka dari itu orang tua harus memahami sifat, karakter, dan tabiatnya. Demikian pula kekurangan dan kelebihannya sehingga kita tahu bagaimana mendekatinya dan mengatasi masalah-masalahnya.

2. Jangan fokus pada hal-hal yang negatif

Jangan fokus pada hal-hal negatif. Misalnya orang tua mengurusi persoalan-persoalan yang sepele dan sebenarnya tidak perlu dibicarakan, tidak perlu diributkan, dan tidak perlu dipermasalahkan juga. Karena kesalahan wajar dilakukan oleh anak, tidak perlu heboh dan berlebihan dalam menyikapinya.

Namun sebaliknya, cari hal-hal positif. Terkadang si anak juga tidak mengerti sisi positif yang ada pada dirinya. Dan juga terkadangorang tua tahu tapi menyembunyikannya atau tidak mengekspos itu.

Anak perlu diberitahu bahwa dia punya kelebihan dan keunggulan di sini. Karena setiap orang Allah beri rezeki yang berbeda-beda. Tidak ada rezeki yang sama. Maka dari itu orang tua harus mengarahkan anak kepada hal-hal yang bisa bermanfaat baginya, lebih-lebih lagi bagi orang lain.

Setiap anak berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan verbal yang luar biasa, ada yang berbakat mungkin di bidang IT, atau kedokteran atau hal-hal lain yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Demikian pula sebagian anak ada yang memiliki kekuatan hafalan yang lebih daripada yang lainnya. Sehingga dia mungkin dengan mudah bisa menghafal Al-Qur’an lebih daripada anak-anak yang lain. Sisi-sisi positif ini perlu kita tuangkan kepada anak, sehingga dia juga mengerti.

3. Berusahalah untuk bersikap realistis

Orang tua yang terlalu ambisius terhadap anaknya membuat anak justru menjadi terbebani. Orang tua memaksakan anak begini begitu, sementara tentunya tidak semua anak mampu mewujudkan keinginan orang tua. Ada keterbatasan yang mereka miliki juga.

Misalnya orang tua menarget anak harus begini begitu. Usia segini harus harus hafal 30 juz, misalnya. Tentu tidak semua anak punya kemampuan yang sama. Walaupun kita mungkin punya target yang sama, tapi untuk mencapai target itu tentunya jalannya tidak sama. Maka jangan terlalu muluk-muluk dengan membuat gambaran yang mana anak harus menjadi seperti sosok-sosok yang mereka inginkan.

Tapi yang terpenting bagi orang tua adalah menggali potensi yang ada pada anak. Bukan memaksakan kehendaknya pada anak. Ini cenderung tidak membimbing si anak, tapi menuntut. Banyak orang tua yang hanya bisa menuntut anak harus begini begitu, tapi tidak memberikan bimbingan bagaimana jalannya. Sehingga kadang-kadang tidak realistis jadinya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52692-menciptakan-keharmonisan-dengan-anak/